Februari bulan istimewa
Penuh cinta, kasih dan sayang
Bulan pink julukannya
Ku bahagia dibuatnya
Aku selalu
berharap Ulang tahunku menjadi moment yang istimewa dan berharap dirinya
memberikan surprice spesial untukku karena sudah menjadi tradisiku setiap tahun
sejak aku berulang tahun yang ke 12. Aku berharap ultahku yang ke 15 lebih
istimewa dari tahun-tahun sebelumnya.
9 Februari 2012
Kali ini aku
bangun lebih pagi dari hari-hari biasanya karena aku takut tradisi di
tahun-tahun sebelumnya terulang kembali. Aku takut perlengkapan sekolahku
disembunyikan teman-temanku hingga aku putuskan untuk mandi sebelum berjamaah
shalat shubuh namun tetap saja aku kecolongan satu langkah dari mereka, Lks dan
buku paket Pkn ku disembunyikan entah sama siapa terlebih lagi guru pknnya
terkesan galak. Pagi itu aku ibarat kaktus yang tumbuh sendiri di padang pasir,
tak ada seorangpun yang menyapaku apalagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun
padaku. Namun akhirnya ketika aku mengaji di rumah ketua yayasan Deti teman
sekelasku mengucapkan HBD untuk pertamakalinya. Aku merasa lega karena ternyata
masih ada orang yang peduli padaku.
Ketika aku
memasuki gerbang SMP Negeri 1 Jatiwangi, tamparan khas untuk yang berulang
tahun menghampiri pipiku disertai ucapan selamat ulang tahun secara bergantian
terutama dari rekan-rekan sejawatku di Pengurus Osis 54. Selesai rangkaian tampar
menampar , aku segera bergegas melanjutkan langkah kakiku menuju kelas
“Selchebutik”. Lagi – lagi aku mendapatkan tamparan dari teman-teman sekelasku.
Tragis deh pokoknya pipiku merah-merah
gara-gara banyak banget yang namparnya L
Pelajaran pertama pun
dimulai, guru PKn yang ganteng sekaligus
tegas itu sudah memasuki ruang kelas. Aku takut kalau aku disuruh presentasi
hari ini apalagi seperangkat buku pkn ku disembunyikan teman sepondokku.Namun
untungnya Ato adik kelasku datang ke kelasku untuk memberikan buku itu ketika
pelajaran baru beberapa menit dimulai.
“Kak, ini buku pkn
kakak “ sambil menyerahkan buku itu
“ Dari si Ipe ya
to ? “
“hehehe iyah kak, ipe malu katanya ngasih ke kakaknya”
“ooh,, yaudah makasih ya to “
“iyah kak sama-sama”
“hehehe iyah kak, ipe malu katanya ngasih ke kakaknya”
“ooh,, yaudah makasih ya to “
“iyah kak sama-sama”
Percakapan singkat itu membuahkan buku pkn ku kembali. Belajarpun
diteruskan kembali, aku terkejut ketika aku tahu ternyata hewan pobiaku ada di
kelas. Itu rencana Wildan si Ketua kelas di Selchebutik. Untungnya aku ada
temennya sama Asyip yang sama-sama takut hewan itu dan sama-sama tak suka
bawang. Hahaha koq sehati sama Asyip yah
:D
Sepulang sekolah
teman-teman seasramaku bilang kalau Muadz sakit dan dia pulang dijemput
orangtuanya. Pikiranku langsung melayang kemana-mana, aku tak mau harapanku
pupus begitu saja . Satu hal yang membuatku kecewa dia tak sempat mengucapkan
met ultah padaku. Untuk melupakan kekecewaan itu aku putuskan untuk tidur
siang.
Adzan tlah bergema
dari speaker mesjid yang tak jauh dari asrama. Suara keamanan putri yang sudah
tak asing ditelingaku membuat aku terbangun dari tidurku.
“cepet.. pada
wudhu terus langsung ke mesjid ! “ teriaknya ditengah riuh rendah suara para
santri.
Langsung ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mengambil air
wudhu. Masih dalam suasana bersedih tak ada seorangpun yang mengajakku untuk
berangkat bareng ke mesjid sehingga aku terpaksa berjalan sendirian.
Sepulang dari
mesjid aku langsung melihat ke kamar mandi barangkali aja ada lowongan untuk
mandi karena sedari tadi aku tak sempat daftar antrian mandi. Kali ini
peruntungan ada dipihakku, aku mendapati lowongan untuk mandi langsung ku ambil
handuk , peralatan mandi dan masuk ke kamar mandi.
Pikiranku sedikit
fresh setelah mandi hingga aku berfikir untuk menyendiri di jemuran belakang
sambil menuliskan cerita di hari Ultahku ke 15 yang malang ini L. Ditengah aku
bercerita tanpa ku sadari aku menitikan air mata. Ida adik kelas yang sering
memanggilku bunda menghampiriku yang tengah berkaca-kaca sambil menggores tinta
hitam dalam diary pink kesayanganku.
“Bunda, kenapa ?
kok nagis sih ?” tanya Ida dengan wajah polosnya
“Nggak papa kok
da, Cuma sedih aja masa di hari ultah bunda , Muadz gak ngucapin sama sekali
apalagi ngasih surprice ?” curhatku
“Sabar yaa bun “
bujuk Ida
Tiba-tiba ditengah percakapanku dengan Ida , Vivi dan santri yang lain
datang menghampiriku dan mengguyur tubuhku hingga basah kuyup. Tangisanku
semakin kencang, karena akhirnya aku merasa lega ternyata mereka ingat akan
hari istimewaku.
Mereka menyanyikan lagu selamat ulangtahun bersama-sama. Aku terharu
melihatnya dan hanya bisa terdiam meratapi nasibku tanpa seorang kekasih di
hari ini.
“Selamat
ulangtahun ya nha “ ucap para santriwati yang ada disitu silih berganti.
“Makasih yaa
teman-teman, aku pikir kalian lupa dengan hari ulangtahunku “ ucapku jujur.
“Nggak atuh, masa
ultah teman sendiri lupa sih “ celetuk Vivi
“Hapus air mata
bunda, semoga bunda bahagia” ucap Ida
Setelah selesai, aku segera ke kamar mandi untuk mandi kembali karena
tubuhku basah. Selesai mandi aku langsung wudhu karena sebentar lagi adzan
maghrib berkumandang. Betapa terkejutnya aku ketika melihat isi lemariku sudah
ada diluar dalam kondisi yang acak-acakkan.
“Ooh malangnya
nasibku hari ini “ gertakku dalam hati
Dengan bantuan Isti teman sekamarku akhirnya baju-bajuku kembali rapi
dalam lemari dengan waktu yang cukup singkat. Sepanjang perjalanan menuju
mesjid aku masih mengeluarkan air mata dan betapa terkejutnya ketika sampai di
mesjid aku melihat sosok Muadz Mutakhir sedang duduk di mesjid sambil
mengalunkan beberapa lirik shalawat nabi. Tangisanku kian memuncak anatara
senang dan sedih bercampur menjadi satu .
Malam harinya
ketika rangkaian pengajian sudah selesai, Azizah, Dita, Isti, dan Indah
mengajakku ke kantri (Kantin Santri) ditengah perjalanan mereka menutup mataku
dengan menggunakan syal . Betapa bahagianya diriku ketika aku membuka mata
dihadapanku tlah ada sosok yang sejak pagi aku nantikan sambil membawa kue
ulangtahun bertuliskan “happy birthday by: Adzthathry & ADFIL “ dengan
hiasan buah cherry dan lilin angka 15.
“Happy birthday to
you 2x, happy birthday,.. happy birthday Ina “ ucap mereka serempak. “Tiup
lilinnya 2x tiup lilinnya sekarang juga 2x” kembali ucap mereka serentak
Dengan make a wish terlebih dahulu, langsung kutiup api dalam lilin 1
& 5 itu.
“Sayang, maaf yah
aku udah bikin kamu kesel dan kecewa “ ucap Muadz
“gatau ah bete,
ngapain pake bohong coba “ bentakku
“yaudah yang
penting aku udah bikin kamu bahagiakan ? aku berdo’a semoga kamu panjang umur,
lulus UN dengan hasil yang memuaskan, sukses, dan pastinya aku berharap
hubungan kita langgeng dan semakin harmonis “
“iya deh aku bahagia karenamu. Makasih yaa say. Amiin atas do’a-do’amu untukku dan untuk kita”
Begitupula dengan 4 sahabat dekatku yang tlah ku anggap saudara sendiri karena mereka berempat sudah bersamaku sejak aku masuk pondok pesantren Al-Mizan.
“iya deh aku bahagia karenamu. Makasih yaa say. Amiin atas do’a-do’amu untukku dan untuk kita”
Begitupula dengan 4 sahabat dekatku yang tlah ku anggap saudara sendiri karena mereka berempat sudah bersamaku sejak aku masuk pondok pesantren Al-Mizan.
“katanya kamu
sakit ?” tanyaku kembali
“hehe tadinya sih
Cuma buat bohongin kamu tapi ternyata Tuhan berkhendak lain . aku sakit beneran
deh dari tadi pagi badanku panas makanya aku gak ngaji, gak sekolah dan hanya
terbaring di asrama”
“tuh kan kena
dampaknya. Makanya jadi orang jangan suka bohong”
“iyaa maaf, kan
demi kamu say “
“sekarang masih
demam tah ?” tanyaku
“iya.. kalau gak
percaya pegang aja keningku”
aku segera menuruti perintahnya, ku pegang keningnya dan ternyata dia memang demam.
aku segera menuruti perintahnya, ku pegang keningnya dan ternyata dia memang demam.
“Yaudah kamu
kembali ke asrama aja istirahat lagi. Udah minum obat belum ?”
“ udah, tapi gak enak say obatnya pahit”
“ udah, tapi gak enak say obatnya pahit”
“hualaah, ya
maklum dong dimana-mana juga obat mah pahit cinta “
rangkaian surprice itu diakhiri dengan saling colek menggunakan cream yang ada didalam kue tart hingga wajah kami dipenuhi cream yang membuat wajah berminyak.
rangkaian surprice itu diakhiri dengan saling colek menggunakan cream yang ada didalam kue tart hingga wajah kami dipenuhi cream yang membuat wajah berminyak.
Terimakasih
kau tlah membuatku bahagia
Mewarnai
hari istimewaku
Dengan
warna-warna yang berbeda
Melukis
pelangi indah
Terkesan
dalam memory hidupku
Cinta.
. .
Membuat
hidupku berwarna
Dengan
makna yang membuatku terkesima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar