Jumat, 11 Juli 2014

Teruntuk Rakyat Palestina



Bulir Air Mata Gaza
Karya : Fitri Kinasih Husnul Khotimah

Israel insan berhati iblis
Strategi keji nan miris
Rezim Zionist tak bernurani
Angkuh nan licik kaum yahudi
Entah kapan semua kan berakhir
Luluh lantahkan negeri nan suci

Roket keju membumihanguskan Palestina
Melukai anak-anak tak berdosa
Menerbangkan jiwa-jiwa berhati mulia
Nyawa-Nyawa melayang seketika
Gedung menjulang sekejap rata
Luka bertebaran dimana-mana

Israel memporakporandakan jalur Gaza
Buncahannya bancuh bersama air mata
Mengalir deras mendunia
Bulir air mata Gaza
Pondasi istananya di Surga

Dalam keprihatinan nan syahdu aku berpuisi, 11 Juli 2014

Minggu, 04 Mei 2014

Panah Asmara Gradasi Jingga




Panah Asmara Gradasi Jingga


Si Merah jambu             merajai qalbu
Dopamin bereaksi melahirkan tawa bahagia
Bunga-bunga bermekaran bersama kumbang hati
Dibawah payung biru dua hati saling mencinta
Memadu kaish lewat keabadian gradasi jingga
Langit senja bertabur mega saksi membisu
Bercengkrama lewat percikan mentari
Bara menguasai gelora dalam jiwa
Melayang bersama khayalan
Menari menguntai asa
Mengukir goresan
Pahat hati
“cinta”

Selasa, 22 April 2014

Sajak Untuk bumi



Derita Bima Sakti
Karya : Fitri Kinasih Husnul Khotimah

Bumiku tak lagi menghijau
Kepul awan hitam menutupi bumi
Asap industri menggumpal di atmosphere
Daur Karbon tak sejalan kurva keseimbangan
Hanya sedikit saja tumbuhan berfotosintesis
Bulir airmata tersirat di wajah Bima Sakti
Merintih menahan perih penderitaannya
Si Bulat mengamuk tak sanggup
Semesta luluh lantah

Pohon ditebang
Paru-paru dunia hancur
Bumi berontak lewat bencana
Si tangan jail tetap usil
Bumi kian menjadi

STOP tangan jailmu !
Pikirkan akibat dari ulahmu
Selamatkan bumi untuk anak cucu kami
Jangan biarkan bumiku menderita
Aku masih ingin hidup di bumi
Tak ingin aku mengungsi



Ditengah rintihan bumi yang kian menjerit aku bersajak, 22 April 2014 

Sajak Untuk Bumi



Bumiku Di ujung Tanduk

Kicauan burung tak seindah dulu
Tarian daun tak sekencang dulu
Getaran gunung tak sesunyi dulu
Hamparan hijau berkurang hiasi bumi
Black Countries racuni nyawa si hijau tak berdosa
Global warming sang penguasa noktah

Bumiku Menangis
Menjerit lirih akibat ulah Si tangan usil
Bumiku merintih
Menahan perih perbuatan Si Rakus yang tak tahu terimakasih

Wahai Khalifah. . .
Virus duniawi menggoda syahwat
Tak risau kah kau akan tanggungjawabmu?
Alam hijau-Nya begitu berjasa
Desir angin yang sembari rakyat oksigen-Nya
Memberi tanpa pamrih

Begitu bodohnya kau mengubah bumiku
Kini, menjadi begitu tak berdaya


Buah karya Tiga Sahabat Dumay Pecinta puisi (Mpit, Mput & Mvian) 
Didedikasikan untuk memperingati hari bumi , 22 April 2014