Senin, 27 Mei 2013

Surprice 15 ^^

Februari bulan istimewa
Penuh cinta, kasih dan sayang
Bulan pink julukannya
Ku bahagia dibuatnya

                Aku selalu berharap Ulang tahunku menjadi moment yang istimewa dan berharap dirinya memberikan surprice spesial untukku karena sudah menjadi tradisiku setiap tahun sejak aku berulang tahun yang ke 12. Aku berharap ultahku yang ke 15 lebih istimewa dari tahun-tahun sebelumnya.

9 Februari 2012

                Kali ini aku bangun lebih pagi dari hari-hari biasanya karena aku takut tradisi di tahun-tahun sebelumnya terulang kembali. Aku takut perlengkapan sekolahku disembunyikan teman-temanku hingga aku putuskan untuk mandi sebelum berjamaah shalat shubuh namun tetap saja aku kecolongan satu langkah dari mereka, Lks dan buku paket Pkn ku disembunyikan entah sama siapa terlebih lagi guru pknnya terkesan galak. Pagi itu aku ibarat kaktus yang tumbuh sendiri di padang pasir, tak ada seorangpun yang menyapaku apalagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Namun akhirnya ketika aku mengaji di rumah ketua yayasan Deti teman sekelasku mengucapkan HBD untuk pertamakalinya. Aku merasa lega karena ternyata masih ada orang yang peduli padaku.
                Ketika aku memasuki gerbang SMP Negeri 1 Jatiwangi, tamparan khas untuk yang berulang tahun menghampiri pipiku disertai ucapan selamat ulang tahun secara bergantian terutama dari rekan-rekan sejawatku di Pengurus Osis 54. Selesai rangkaian tampar menampar , aku segera bergegas melanjutkan langkah kakiku menuju kelas “Selchebutik”. Lagi – lagi aku mendapatkan tamparan dari teman-teman sekelasku. Tragis deh pokoknya pipiku merah-merah gara-gara banyak banget yang namparnya L
                Pelajaran pertama pun dimulai, guru PKn yang  ganteng sekaligus tegas itu sudah memasuki ruang kelas. Aku takut kalau aku disuruh presentasi hari ini apalagi seperangkat buku pkn ku disembunyikan teman sepondokku.Namun untungnya Ato adik kelasku datang ke kelasku untuk memberikan buku itu ketika pelajaran baru beberapa menit dimulai.
                “Kak, ini buku pkn kakak “ sambil menyerahkan buku itu
                “ Dari si Ipe ya to ? “
                “hehehe iyah kak, ipe malu katanya ngasih ke kakaknya”
                “ooh,, yaudah makasih ya to “
                “iyah kak sama-sama”
Percakapan singkat itu membuahkan buku pkn ku kembali. Belajarpun diteruskan kembali, aku terkejut ketika aku tahu ternyata hewan pobiaku ada di kelas. Itu rencana Wildan si Ketua kelas di Selchebutik. Untungnya aku ada temennya sama Asyip yang sama-sama takut hewan itu dan sama-sama tak suka bawang. Hahaha koq sehati sama Asyip yah :D
                Sepulang sekolah teman-teman seasramaku bilang kalau Muadz sakit dan dia pulang dijemput orangtuanya. Pikiranku langsung melayang kemana-mana, aku tak mau harapanku pupus begitu saja . Satu hal yang membuatku kecewa dia tak sempat mengucapkan met ultah padaku. Untuk melupakan kekecewaan itu aku putuskan untuk tidur siang.
                Adzan tlah bergema dari speaker mesjid yang tak jauh dari asrama. Suara keamanan putri yang sudah tak asing ditelingaku membuat aku terbangun dari tidurku.
                “cepet.. pada wudhu terus langsung ke mesjid ! “ teriaknya ditengah riuh rendah suara para santri.
Langsung ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Masih dalam suasana bersedih tak ada seorangpun yang mengajakku untuk berangkat bareng ke mesjid sehingga aku terpaksa berjalan sendirian.
                Sepulang dari mesjid aku langsung melihat ke kamar mandi barangkali aja ada lowongan untuk mandi karena sedari tadi aku tak sempat daftar antrian mandi. Kali ini peruntungan ada dipihakku, aku mendapati lowongan untuk mandi langsung ku ambil handuk , peralatan mandi dan masuk ke kamar mandi.
                Pikiranku sedikit fresh setelah mandi hingga aku berfikir untuk menyendiri di jemuran belakang sambil menuliskan cerita di hari Ultahku ke 15 yang malang ini L. Ditengah aku bercerita tanpa ku sadari aku menitikan air mata. Ida adik kelas yang sering memanggilku bunda menghampiriku yang tengah berkaca-kaca sambil menggores tinta hitam dalam diary pink kesayanganku.
                “Bunda, kenapa ? kok nagis sih ?” tanya Ida dengan wajah polosnya
                “Nggak papa kok da, Cuma sedih aja masa di hari ultah bunda , Muadz gak ngucapin sama sekali apalagi ngasih surprice ?” curhatku
                “Sabar yaa bun “ bujuk Ida
Tiba-tiba ditengah percakapanku dengan Ida , Vivi dan santri yang lain datang menghampiriku dan mengguyur tubuhku hingga basah kuyup. Tangisanku semakin kencang, karena akhirnya aku merasa lega ternyata mereka ingat akan hari istimewaku.
Mereka menyanyikan lagu selamat ulangtahun bersama-sama. Aku terharu melihatnya dan hanya bisa terdiam meratapi nasibku tanpa seorang kekasih di hari ini.
                “Selamat ulangtahun ya nha “ ucap para santriwati yang ada disitu silih berganti.
                “Makasih yaa teman-teman, aku pikir kalian lupa dengan hari ulangtahunku “ ucapku jujur.
                “Nggak atuh, masa ultah teman sendiri lupa sih “ celetuk Vivi
                “Hapus air mata bunda, semoga bunda bahagia” ucap Ida
Setelah selesai, aku segera ke kamar mandi untuk mandi kembali karena tubuhku basah. Selesai mandi aku langsung wudhu karena sebentar lagi adzan maghrib berkumandang. Betapa terkejutnya aku ketika melihat isi lemariku sudah ada diluar dalam kondisi yang acak-acakkan.
                “Ooh malangnya nasibku hari ini “ gertakku dalam hati
Dengan bantuan Isti teman sekamarku akhirnya baju-bajuku kembali rapi dalam lemari dengan waktu yang cukup singkat. Sepanjang perjalanan menuju mesjid aku masih mengeluarkan air mata dan betapa terkejutnya ketika sampai di mesjid aku melihat sosok Muadz Mutakhir sedang duduk di mesjid sambil mengalunkan beberapa lirik shalawat nabi. Tangisanku kian memuncak anatara senang dan sedih bercampur menjadi satu .
                Malam harinya ketika rangkaian pengajian sudah selesai, Azizah, Dita, Isti, dan Indah mengajakku ke kantri (Kantin Santri) ditengah perjalanan mereka menutup mataku dengan menggunakan syal . Betapa bahagianya diriku ketika aku membuka mata dihadapanku tlah ada sosok yang sejak pagi aku nantikan sambil membawa kue ulangtahun bertuliskan “happy birthday by: Adzthathry & ADFIL “ dengan hiasan buah cherry dan lilin angka 15.
                “Happy birthday to you 2x, happy birthday,.. happy birthday Ina “ ucap mereka serempak. “Tiup lilinnya 2x tiup lilinnya sekarang juga 2x” kembali ucap mereka serentak
Dengan make a wish terlebih dahulu, langsung kutiup api dalam lilin 1 & 5 itu.
                “Sayang, maaf yah aku udah bikin kamu kesel dan kecewa “ ucap Muadz
                “gatau ah bete, ngapain pake bohong coba “ bentakku
                “yaudah yang penting aku udah bikin kamu bahagiakan ? aku berdo’a semoga kamu panjang umur, lulus UN dengan hasil yang memuaskan, sukses, dan pastinya aku berharap hubungan kita langgeng dan semakin harmonis “
                “iya deh aku bahagia karenamu. Makasih yaa say. Amiin atas do’a-do’amu untukku dan untuk kita”
Begitupula dengan 4 sahabat dekatku yang tlah ku anggap saudara sendiri karena mereka berempat sudah bersamaku sejak aku masuk pondok pesantren Al-Mizan.
                “katanya kamu sakit ?” tanyaku kembali
                “hehe tadinya sih Cuma buat bohongin kamu tapi ternyata Tuhan berkhendak lain . aku sakit beneran deh dari tadi pagi badanku panas makanya aku gak ngaji, gak sekolah dan hanya terbaring di asrama”
                “tuh kan kena dampaknya. Makanya jadi orang jangan suka bohong”
                “iyaa maaf, kan demi kamu say “
                “sekarang masih demam tah ?” tanyaku
                “iya.. kalau gak percaya pegang aja keningku”
aku segera menuruti perintahnya, ku pegang keningnya dan ternyata dia memang demam.
                “Yaudah kamu kembali ke asrama aja istirahat lagi. Udah minum obat belum ?”
                “ udah, tapi gak enak say obatnya pahit”
                “hualaah, ya maklum dong dimana-mana juga obat mah pahit cinta “
rangkaian surprice itu diakhiri dengan saling colek menggunakan cream yang ada didalam kue tart hingga wajah kami dipenuhi cream yang membuat wajah berminyak.

Terimakasih kau tlah membuatku bahagia
Mewarnai hari istimewaku
Dengan warna-warna yang berbeda
Melukis pelangi indah
Terkesan dalam memory hidupku

Cinta. . .
Membuat hidupku berwarna

Dengan makna yang membuatku terkesima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar